Saturday, May 19, 2007

Bahh!! Aduh boo' Cape Deh... By: Hifzhan

Fairuz adalah anak yang baru lulus SD dan hari ini adalah hari pertama dia di SMP AN – NISSA,’’ Eh Fairuz hati – hati loh Maret nanti ada LDKS.” Ujar Hifzhan menakut – nakuti,” Zhan kalau aku sih nggak takut soalnya biasanya yg ngomong gitu kualat lo.” Balas Fairuz. Setelah itu ada rutinitas yaitu MOS,” uoohh nyebelin amat tuh senior.’’ Ujar mereka berbarengan.

Akhirnya waktu begitu cepat berlalu akhirnya sebentar lagi LDKS mulai,’’ Udah siap belom adek nanti LDKS?’’ tanya kak Afifa Hifzhan menjawab,’’Udah sihh yee uee’.’’ LDKSpun t’lah dimulai Hifzhan dan Fairuz terpilih menjadi kru OSIS, Hfzhan jadi bagian keuangan, sedangkan Fairuz jadi sie perlengkapan,’’ Oi Zhan jangan matre ya jadi bagian keuangan hati – hati hati dengan uang.’’Ujar Fanny si ketua OSIS Hifzhan banyak diberi tugas maklum karena bagian keuangan harus sibuk begitu juga Fairuz mereka menerapkan system ekonomi yang udah diajarin guru.

Yang namanya pohon makin kencang angina menerpa pohon itu itulah yang terjadi pada Fairuz dan Hifzhan mereka makin dipercaya dan disibukkan oleh kegiatan OSIS,’’Wah lusa ulangan ekonomi aku belom belajar.’’ Ujar Fairuz dengan panic,’’ Tenang akukhan bagian keuangan jadi aku Bantu kamu belajar kita belajar sama2 tapi repot banget deeh.’’kata Hifzhan. Sepulang sekolah mereka belajar bersama di rumah Hifzhan,’’ Yahh soalnya susah amat dech.’’ Kata Fairuz,’’ Beneer bikin fusing deh.’’kata Hifzhan setelah belajar mereka makan sambalado,’’ Pedes banget dech.’’kata Fairuz,’’Aku fusing dan cape’ banget dech.’’ Kata Hifzhan tiba – tiba ada pengamen nyanyi,’’ ABCDEF Aduh bo’ cape’ dech eke fusing.’’ Tiba – tiba kak Afifa panik,’’ kyya kecoa takut banget dech.’’ Trus Hifzhan nonton TV seusai makan ada iklan,’’ Aduh lo gombal banget sich cape’ dech.’’ Semua jadi masalah aaaaaaaaaakhhhh!!!!!!@@#$%^&*()####$$$%%% Cape dech uooh.

Sunday, December 31, 2006

Hal Yang Rahasia by Hifzhan

Luocy masih bisa bersyukur karena tak senasib dengan Betrix yang jadi anak imigran dari Brazil yang jadi anak miskin di Portugal.Dia belajar di sekolah internasional yang biayanya mahal.Tapi Betrix terus belajar dengan tekun,’’Lisboa memang indah , tapi tak semudah yang kukira untuk biaya sekolah 1 bulan harus mengeluarkan 200EURO,’’keluh Betrix.

Betrix sempat berfikir untuk kembali ke Brazil tapi ia tak bisa lagi hidup di Brazil karena sudah tak punya uang yang bayak akhirnya dia bekerja di restoran untuk biaya hidup dan sekolah karena orangtuanya sudah tak ada ia harus belajar berusaha sendiri. Ia tinggal di apartemen seorang diri. Luocy anak bangsawan bertemu dengan Betrix ,’’Hei , kau terlihat sedih ada apa ?’’ tanya loucy ,’’ aku tak mampu hidup di Eropa semua serba mahal.’’keluh Betrix Loucy turut bersedih karena mendengar keluhan Betrix. ,”Boleh aku bantu ?”Tanya Luocy. ,”Boleh , terima kasih .”jawab Loucy .

Perlahan – lahan Loucy menuntun Betrix dengan membantu membiayai sekolah Betrix secara diam – diam dan menerima Betrix tinggal di rumahnya dengan seizin orang tuanya dengan 2 syarat 1 . Loucy harus turun tangan dalam membiayai sekolah (karena mereka kaya),2 . Betrix harus menurut kepada mereka.

Hari demi hari Betrix memulai hidup baru , dengan bantuan keluarga Luocy ia bisa bersekolah hingga tak terasa Betrix lulus SMU Betrix merasa berterima kasih kepada mereka ,” Terima kasih kalian telah membantuku hingga aku lulus SMU , aku akan kembali ke Brazil tetapi aku tak punya uang untuk kesana .” kata Betrix dengan ramah .

Loucy akhirnya tahu kalau ternyata Nyonya Olivia ( ibu Betrix ) adalah musuh Nyonya Deniece ( ibu Loucy) sejak lama . Betrix nggak tahu soal hal ini Loucy bertanya kepada Betrix tapi Betrix bingung ,” Kamu tau dari mana masalah itu ? dan kenapa ?” sambil merintihkan air mata berintih – rintih ,”Aku tau dari koran ibukulah yang merebut nyawa ibumu mereka memang musuh bebuyutan yang berawal dari E – MAIL .” kata Loucy .

Dengan berat hati dan merasa terpukul dan sedih Betrix tak bisa menah an air mata dan tangis dia menemui Nyonya Denice ,” Kau harus membayar semua ini .” tangis Betrix ,”memangnya ada apa ?” tanya Nyonya Denice
,” Nggak perlu pura – pura kaulah yang membunuh ibuku .”sahut Betrix


Akhirnya Betrix pergi dan tak kembali lagi .

Wednesday, September 20, 2006

Rahasia Doni by Hifzhan

Namanya Doni umur 13 tahun sekolah di SMP Citra. Itulah kata yang ia katakan saat memperkenalkan diri sama guru baru. Doni tidak jahil seperti anak seusianya, ia pendiam dan temannya tidak tau suara Doni seperti apa.

Ia jago main basket,tinggi, nggak culun. Waktu turnamen basket ia berkata, ”gw bakal menang”. Lalu temannya menyoraki, ”akhirnya dia ngomong”. Doni terdiam sambil tersipu. Doni sangat jarang ngomong ada penyebabnya tapi benar – benar rahasia. Rahasianya ada dikamarnya, kamar yang menyimpan jutaan rahasia dari jaman baheula.

“Waduh”, Doni kaget, salah satu bukunya hilang …. bukan buku sebenarnya tapi diarynya ,“Nah lho!” ucap Doni. Soalnya dalam diary itu ada rahasianya. Doni terdiam sejenak, selesai mencari dan tidak ketemu, ia menenangkan diri dengan memasang EarPhone MP3 Player Digitalnya, musik yang ia dengar adalah jenis slow. Doni memang unik ia punya rahasia besar. Di sekolah temannya penasaran dan berkunjung ke rumah, saat itu Doni nggak terlalu pendiam lagi, ia bisa ngobrol sama temannya Ari ,”Eh lo suka lagu “Cinta berat diongkos” nggak ?” samber Doni ,”yo suka banget.”jawab Ari.

Tanpa sengaja Ari melihat foto Doni di yang tergeletak di bawah tempat tidur, ternyata di foto itu Doni terlihat konyol. Peristiwa itu terjadi ketika pesta wisuda SD, Doni dipotret dalam keadaan bengong dan acak-acakan, ketika SD tanpang Doni sangat culun. Doni menjadi pendiam karena nggak mau keliatan konyol lagi sehingga dia berusaha tampil dewasa soalnya sekarang dia sudah SMP.

Ari menepuk pundak Doni, dan mereka tertawa berdua terbahak–bahak, ”rupanya masalah lo foto itu ya”, kata Ari.

Monday, September 18, 2006

Tania by Afifa

Pagi hari yang segar, nyanyian burung kecil, suasana yang agak dingin, tapi itu semua yang membuat Tania semangat ke sekolah barunya. Ia mandi, menggunakan sabun wangi semangka favoritnya, ia memakai baju seragam SMPnya, menggunakan parfum wangi buah yang segar, dan merapikan rambutnya yang lurus, dan sepatu conversenya. Sudah oke, ia menenteng tasnya yang lucu, dan siap untuk pergi ke sekolah. Salam mama, papa dan…let’s go!

Sekarang Tania kelas 3 SMP, ini bukan berarti dia bisa santai, dia harus belajar 3 kali lipat! Belum lagi ngurusin pe-er dan tugas bejibun, tapi Tania ngerasa oke, karena emang seharusnya, dia emang udah kebiasa sibuk, tapi tetep aja capek! Saat Tania masuk ke kelas, dilihatnya seorang cewek yang sepertinya anak baru, cewek itu berambut ikal, memakai bandana pink. Bajunya rapi, dan ada wangi- wangi bunga yang feminim, cewek cantik kesimpulannya. Tania ingin segera berkenalan,”Kamu anak baru, ya? Namanya siapa?”, “Aku Tania..”tangannya menjabat tanganku, namanya Tania…oo…

Waktu berlalu, aku makin akrab sama ‘Tania 2’, disebut begitu biar gak ketuker, dong! Kita sering hang-out bareng, ngerjain tugas bareng, ternyata dia orang yang asik dan baik! Aku seneng curhat sama dia, begitu juga dia, kami juga bikin janji bersama, isinya…Kita teman selamanya, walaupun kita pisah harus tetep inget, gak boleh ngeboongin, khianat, saling percaya dan sayang, gak boleh berantem dan…punya prestasi sendiri!

2 tahun berlalu, sekarang aku kelas 1 SMA, makin cakep, makin manis he..he…, tapi harus ngelewatin MOS yang be-te abis…tapi itu udah berlalu, sekarang aku harus lebih baik dong…Hhhh…coba ada Tania 2 enak banget pasti…Lamunanku terbuyar, ada orang yang berteriak, siapa, ya? Yang kulihat adalah cewek berambut ikal, sepertinya dia dandan gitu, bajunya keluar-keluar, roknya mini abis! Centil, cerewet ( kulihat dia menggerutu kesal, bercuap-cuap gitu), tapi kok pernah liat, ya? Dia…dia…TANIA 2!
Iya, bener! Aku merasa senang, itu sahabatku, aku memanggilnya,” Tania 2, Tania 2! Hoi…!”panggilku cukup keras, tapi dia tidak menghiraukan, “Tania 2, ni gue! Woi…!”kini suaraku lebih keras, dia melirik. Aku berharap dia tersenyum menghampiriku, ternyata tatapan sinis, dan seperti berbisik ‘apaan sih, sok kenal!’
Aku kecewa, sahabatku seperti itu, hiks…

Tan, elo kok gitu sama gue? Elo lupa gue, ya? Gue..Tania! Inget pas hang-out bareng? Ataw pas ngerjain tugas Kimia? Hatiku resah, ku sms dia…
Tan, ini gw Tania, lo lp ma gw? Kok gt she..kt dah jnj, bkl trs b shbt…lo td kok nyapa gw? Pliz, blz! Ku send smsnya, menunggu balasan, dan sms masuk, 1 inbox,
Sori, lo sp, y? Sbrngn aj, lht2 nmr orng dng! Gw lg asik!!!!
Aku kecewa berat! Dia lupa sama aku, pake marah-marah lagi, aku terus membalasnya
Eh, lo gt seh ma gw, mang gw slh pa? Pa lo yg smbng, lu bkn shbt gw lg, anggp kt g b tmn!!!! Aku kesel sama Tania, mentang-mentang punya temen baru, lagaknya sombong, ih…il-feel!

8 Hours Meet by Afifa

Hai diary…
Aku Lola, cewek yang sekarang sedang jomblo, kelas 1 SMU, yang sekarang tersiksa karena senior-seniorku. Setiap hari aku yang kena korban. Bajuku pernah dipeperin kue tart, rambut ku dikepang kecil-kecil kaya Alicia Keys, aku pernah dikata-katain ama 10 seniorku, aku disuruh bawa barang yang gak ada di dunia ini, aku pernah kena tampar, pukul dan ditendang seniorku, kenapa harus aku? Pernah juga seniorku melaporkan yang tidak benar tentang diriku, akhirnya aku diskors selama seminggu! Pernah juga seniorku menerorku lewat sms, telepon dan surat…rasanya aku ingin menghilang dari sekolah itu, tapi seniorku melarangku pindah, dan aku juga belum bilang ini semua ke or-tuku, jadi..aku terus memendamnya, dan akhirnya kuceritakan ke kamu diary…
Kubuka diary berwarna pink kepunyaanku saatku kelas 1, mengingat masa lalu yang ingin kulupakan, habis membaca itu, aku tertidur di kasurku…dan bermimpi yang tak kuduga…

“Eh lo sini!”suara itu mengejutkan aku yang tertidur,”Lo tuh ya, udah jam berapa sekarang, heh? Lu pikir lu sapa?Ini tuh udah masuk tau!”suara itu membentaku,”Emang…kamu siapa?”tanyaku mulai ketakutan,”Gue? Lu gak tau? Gue senior lu! Cepet masuk!!!”cewek yang mengaku seniorku langsung menarik bajuku, aku terpakasa mengikutinya, duh! Aku merasa déjà vu, ini pernah kulihat sebelumnya, sama persis yang ada di mimpiku saat malam mau MOS!”Kak, kita mau ke..”, “Udah! Lu gak usah tanya-tanya, soalnya lo bakal tau sendiri!”cewek itu menarik terus bajuku, sehingga ada robekan kecil karena cewek itu menarik bajuku dengan kuat. Aku masuk kedalam, kulihat disana banyak anak-anak seumurku yang kulihat mereka tersiksa, sama seperti di kenyataan bahkan lebih parah! Aku menahan tangisanku, tapi tak bisa, akhirnya jatuhlah butir-butir air mataku, dan senior itu melihatku, dan dia menyerahkanku ke senior cowok yang…ganteng abis, sedikit senyuman terlukiskan di wajahnya, dia…dia…pacarku sekarang ini!

Dia menarik tanganku dan berbisik,” Lo tenang aja…”sku sedikit tegang, soalnya dikenyataan kita belum pernah seperti ini,”Gue akan ngejagain lo, kok..gue rela mati demi lo..”aku tertegun, aku merasa tidak enak..apa yang akan terjadi? ”Gue ingin…”perkataannya belum selesai, tiba-tiba….

“Ingin apa?”tanyaku tiba-tiba aku terbagun. Ini mimpi…mimpi…terima kasih..huh!”KRING!!!”aku kaget, ada telepon yang masuk,”Halo?Riri?Kenapa?”, “La, lo tabah,ya..”kata sahabatku, Riri sedikit terisak,”Pacar lo, Yodi…dia.. kecelakaan, hiks, La…”Riri menangis, aku tidak begitu mendengar suaranya karena berisik,”Riri! Yodi knapa, Ri? Gue gak dengar?”tanyaku sangat penasaran,” Yodi kecelakaan, La..dia ketabrak truk yang melaju cepat, hiks…hiks…”Riri melepaskan tangisnya, karena Yodi adalah sahabat Riri. Diam..kenapa aku tidak menangis? Di dalam hatiku meraung-raung, tapi kenapa tidak ada air mataku yang jatuh? Aku terjatuh, melepaskan hpku, dan duduk dilantai memeluk lututku, tapi…aku merasa nyaman, di kamarku dingin, tetapi aku merasa hangat, nyaman, bagiku…jiwa Yodi selalu ada di hatiku…Kenapa selama 8 jam aku tidur dan bertemunya..kenapa aku tidak menggunakan kesempatanku…kini air mataku jatuh..dan sudahlah…

Minggu Tak Terlupakan by Afifa

Sabtu sore yang indah, diluar terdengar canda tawa anak-anak, ada juga yang bersepeda, ada yang jalan-jalan dengan peliharaannya, benar-benar menyenangkan! Jessy, cewek kelas 2 IPA, sedang duduk di teras sambil menikmati teh lemonnya yang hangat, dan melihat disekelilingnya, dan ternyata…

“Jes, lu ada acara gak hari minggu besok?” Tanya Peter, cowok blasteran Jerman-Indo, tinggi, rambut dan matanya coklat, Aih…gue jantungan mendengarnya! ”Mmm, kayaknya gak deh..Emang kenapa?” tanyaku dengan lembut. Peter sempat terdiam,”Gak..gue mau ngajak lo jalan ke mal atau kemana gitu, bener lo bisa, gak gangguin kan?” aku langsung menjawab,”Oh, gak kok!Gue banyak waktu luang, habis gue jomblo sih..he..he..Kapan? Dimana?”
“Di….jam….”
“Oke!”

Uh..deg-degan banget!! Sekarang aku ada di mal. Hari ini aku pake baju terusan warna pink, dengan skinny jeans,kalung panjang warna warni, tas selempang kecil dengan pin di tali tasnya, dan juga sepatu wedges, juga dandan yang kaya’ di majalah juga rambutnya plus parfum favoritku, gue liat ini udah TOP!!! Peter datang, dia juga keliatan gaya, keren banget! Mirip bule abis, tapi dia gak seputih bule, tapi keren! Saat jalan, Peter memulai pembicaraan,“Lo cantik, Jes…” aku melayang serasa gak menginjak tanah, tapi aku sadar, aku harus balas pembicaraannya, “Lo juga keren, bajunya beli dimana?”Peter tersenyum, “Dikasih tante yang di Amrik…” aku benar, dia emang tajir! Pasti di dompetnya banyak duitnya…ngomong-ngomong dompet…ampun! Dompet aku ketinggalan di meja!! Duh…kok bisa, ya? Aku harus bilang,”Peter…sori ya..elo mau bayarin gue makan gak..dompet gue ketinggalan, boleh, ya?”, “ Gue emang mau nraktir elo kok, nanti juga belanja, gue yang bayar, emang khusus buat lo…” tiba-tiba dia mengajaku ke restoran yang harganya..mahal,” Kita mau makan kesini? Apa gak kemahalan?”tanyaku berbisik, “ Gue yang bayar, udah lo tenang aja, makanan disini enak kok..” dia mengajakku untuk duduk. Tak lama kemudian, dia mengajaku belanja, wah…kalo dia yang bayar aku langsung ngeborong baju, tas ,celan yang gue impi-impiin, dia hanya tersenyum melihatku, dan membayar semuanya. Kalo dibandingi, barang yang gue beli jauh lebih banyak dari Peter, jadi gak enak…
“Lo kok mau sih ngebayar semua ini?”tanyaku penasaran, “Gue gak bermaksud marahin lo, kok , tapi..”, “Hm…sebenarnya…pssst, psst”Peter berbisik padaku, aku langsung senang, gembira, melayang, semua campur aduk! Peter langsung bertanya,”Lu mau terima kan?”, aku mengangguk, “Ya iya dong! Kalo kamu sih…mau banget!”, Peter mengajaku untuk pulang, dan aku mengangguk. Ini merupakan Minggu terindah, yang akan aku lupakan, akan aku tulis di diary, hadiah Peter ke aku saat ultah. Aku tau kenapa dia memilihku…Hi..hi…

Sunday, September 10, 2006

Kekuatan Doa by Ina

Marni menutup Al-Quran yang sedang dibacanya ketika mendengar suara mobil suaminya. Tergopoh-gopoh ia menyambut suaminya mengharapkan suaminya mengucapkan salam, namun seperti biasa salam itu belum pernah terucap … entahlah ia tak mengerti kenapa suaminya merasa berat untuk mengucapkan salam ketika masuk ke dalam rumah. Astaghfirullah Marni beristighfar, semoga Allah SWT mengampuniku, aku tidak berhak menghakiminya.

Marni menyapa suaminya, “papa mau minum apa ?” , “Nggak usah, tadi aku baru saja minum!”, jawab suaminya sambil bergegas masuk ke dalam kamar. Marni tertegun, ah … sudah bertahun-tahun mereka menikah tapi suara itu masih tetap sama … jarang terucap kata-kata yang lembut untuk Marni. Marni teringat buku yang dibacanya mengenai Rasulullah, kasih sayang dan sikap Rasul terhadap istri-istrinya … andai saja suamiku mau membaca buku itu, ia berharap.

Entahlah, Marni tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya …. akhir-akhir ini ia selalu merasa resah dengan perilaku suaminya … terutama sifat pemarahnya … mudah sekali ia terpancing untuk marah, entah karena anak-anak yang ribut bermain, tetangga yang suka parkir mobil di depan rumahnya, bahkan suaminya sering menggerutu dan berkata kasar terutama jika sedang berkendaraan, berkali-kali ia mengingatkan suaminya, bersabarlah menghadapi lalu lintas di Jakarta ini yang memang semrawut, pengendara yang tidak tahu aturan dll, toh dengan berkata-kata kasar, keadaan tidak berubah … malah Marni yang menjadi lelah dan sedih. Sering ia khawatir kata-kata kasar itu akan ditiru oleh anak-anaknya, sehingga setiap mereka bepergian terutama dengan anak-anak, Marni merasa berdebar-debar .. takut … karena jika dalam keadaan marah, suaminya akan mengebut dan kadang-kadang seperti akan menyerempet orang-orang yang dianggap menganggu haknya di jalan.

Setiap saat, Marni selalu berdoa agar Allah SWT membukakan hati suaminya, memberi petunjuk kepada suaminya, sambil menangis ia berdoa : Ya Allah, lembutkanlah hati suami hamba, Engkaulah yang bisa membolakbalikkan hati manusia. Ya Allah, berilah hamba kekuatan untuk selalu bisa bersabar dengan keadaan ini, tetap bersikap selaku istri yang taat pada suami, walau kadang-kadang terasa sangat berat, hamba manusia yang lemah, Ya Allah, Engkaulah satu-satunya tempat hamba mengadu, tempat hamba berserah diri. Kabulkan Ya Allah jeritan hati ini.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, seseorang mengucapkan salam, Waalaikumsalam warahmatullahibarakatuh, jawab Marni sambil keluar dari kamarnya untuk melihat siapa yang bertamu ke rumahnya. Tertegun Marni di depan pintu, ternyata suaminya yang pulang lebih awal … lho papa sudah pulang ? kog mama tidak mendengar suara mobil papa ?. Sambil merangkul Marni, suaminya menjawab, ‘’mungkin kamu terlalu khusyuk berdoa, papa pulang lebih awal karena ingin mengajak kalian … mama dan anak-anak makan malam di restoran favorit kita”. .. ayo bersiaplah …. tambahnya lagi dengan lembut. Dalam hati, Marni mengucapkan syukur atas perubahan sikap suaminya. Terima kasih ya Allah atas semua karuniaMU ini.

Saturday, September 09, 2006

Jilbab Kesayangan by Afifa

“Zas, Zasha!!! Cepetan dong, gue bosen nungguin lu!” Putri berteriak sambil membunyikan klaksonnya. Zasha keluar dari rumahnya, sambil membetulkan jilbabnya yang miring, ”Put, sabar dong, aku masih pake jilbab nih!” Zasha berkata sambil membuka pintu mobil Putri, “Tau gak kita masih harus jemput Monic, dan Yanti dulu, ya…sori deh kalo itu mengganggumu, ayo berangkat!” Putri menginjakankan gas dan pergi meninggalkan rumah Zasha.
Putri dan kawan-kawannya sampai di sekolah, “Hmm, oh ya, Zas, knapa sih kamu make jilbab yang kayanya panas gitu, knapa gak make yang sedikit lebih pendek kira-kira se dada gitu?” Kata Putri sambil membuat garis dengan tangan di dadanya. Zasha hanya tersenyum, ia memainkan jilbabnya yang ada motif garis-garis dengan warna pastel. Mereka berdua ke kelasnya, lalu saat sedang mengobrol, percakapannya di potong oleh Dira, “Eh, tau gak temen-temen, kalo Zasha itu make jilbab yang samaaa terus, gak ganti-ganti lu Zas? Huh, pasti itu bau banget, hiii!” Dira mentertawakannya sambil pura-pura menutup hidungnya. Zasha berdiri lalu mengatakan pada Dira, ”Aku punya jilbab yang sama itu banyak, aku selalu menggantinya kok, hanya aku menggantinya dengan jilbab baru yang sama.” Zasha berkata dengan lembut. Dira hanya tersenyum kecut, karena gosip yang dia mau sebarkan tidak benar.

Sahabat Yang Selalu Ada by Afifa

Sore ini, Ranti sedang berada di rumah Lisa, mereka sedang mengerjakan PR di rumah Lisa, Ranti bertanya pada Lisa tentang PR yang mereka kerjakan, ”Lis, nih nomor… nomor empat kayak gimana sih, Lis” Lisa memberitahukan caranya, ”Nih gini loh, dikali habis itu dibagi..” Ranti tidak puas kalau hanya diberitahu caranya saja, maka ia meminta Lisa memberitahukan jawabannya, ”Lis, gak ngerti, kan kamu tau kalo aku gak pinter kayak kamu!” kata Ranti memelas. Lisa menggelengkan kepala, ia hanya diam, lalu berkata, ”Nti, aku gak bisa kasih tau jawabannya, kamu harus berpikir dong, bangga loh kalo dapet nilai bagus atas perjuangan sendiri!” kata Lisa bangga.

Ranti hanya berpikir, ”Dasar jilbaber, mentang-mentang ‘alim, gak mau kasih tau! Ya udah, nyontek aja!” Ranti mulai melancarkan jurus menconteknya, ketika Lisa mengambil minuman ke dapur. Lisa tidak mengetahui bahwa Ranti menyontek.

Di sekolah, PR mulai diperiksa oleh guru, sempat terkejut, ”Ranti… bagus, bagus, PRmu benar semua!” kata guru. Ranti tersenyum malu, dalam hatinya ada rasa sesal karena dia menyontek.

Istirahat dimulai, ”Lis, tolong beliin mie ayam ke kantin ya! Gue ada janji pentiiing! Nih uangnya! Kembaliannya buat kamu!!!” kata Ranti dengan teriak. Lisa sempat menolak, ”Jangan deh! Aku mau ke perpus bareng……” Ranti memotong pembicaraan Lisa, ”Alaaah! Urusanku lebih penting, kan nanti pulang bisa….!” Lisa pasrah, “Hmmm, ya udah, mana uangnya?” Lisa menyodorkan tangannya.
Ranti bertemu dengan teman-teman lainnya, di dekat toilet, Ranti berkata, “Nira, mana?” Nira menyodorkan sebuah bungkusan yang berisi narkoba, “Gak ada siapa-siapa kan?” tanya Nira. Ranti mengambil bungkusan itu dan langsung membukanya.

Tak sengaja Lisa yang sedang mencari Ranti melihat perbuatan Ranti, Lisa tahu bahwa bungkusan itu narkoba, dia menjadi gemetar karena syok “Ranti ini mienya…”, “PRAANG!!!”, mienya tak sengaja jatuh, dan piringnya pecah. Ranti kaget mendengar suara piring pecah dan buru-buru menyembunyikan bungkusan itu. Dilihatnya Lisa sedang membereskan mie yang tumpah, “Lis, Lisa… Ngapain kamu?” Ranti berusaha agar tidak ketahuan oleh Lisa, “Mienya gak usah, gak pa-pa!” Lisa langsung berkata, ”Kamu make, ya?” Ranti langsung memucat, “Lis… Jangan ngomong sama siapa-siapa! Janji loh! Please! Ya?” Ranti memohon. Lisa diam, Ranti dan temannya meninggalkan Lisa sendiri. Lisa berpikir, “Ranti make narkoba, sahabatku make narkoba!!! Nggak nyangka aku, aku bingung harus ngomong ke guru, atau nyimpen rahasia demi Ranti? Duh! Bingung!”.

Saat istirahat selesai, Lisa kembali ke kelas, ia belum melihat Ranti, tapi ia melihat Nira sudah kembali, “Nir, mana Ranti?” Lisa bertanya. Nira hanya berkata, “Gak tau tuh! Tadi kita berpisah di depan aula!” Nira hanya berkata seperti itu, dan duduk di bangkunya.

Saat pelajaran dimulai, Ranti belum juga masuk ke kelas, Lisa menjadi gelisah lalu di minta ijin ke toilet kepada gurunya, untuk mencari Ranti, saat di toilet, ia menemukan Ranti dalam keadaan pingsan tergeletak di lantai, “Ranti!!! Kamu kenapa? Ranti, Ranti!” Lisa berusaha membangunkan Ranti. Sambil menangis dan berteriak Lisa berlari ke kelas memberitahu kepada gurunya. Gurunya langsung menelpon orangtua Ranti, dan Ranti segera dibawa ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Ranti diberi pertolongan oleh dokter, Lisa ikut bersama orangtua Ranti. Setelah diberi pertolongan, Ranti harus menginap di rumah sakit, karena dia overdosis dan darahnya harus dibersihkan dari narkoba. Orang tua Ranti sedih sekali dan berdoa semoga Ranti dapat segera sembuh dan berhenti memakai narkoba.

Setelah beberapa hari dirawat, Ranti sudah boleh keluar dari rumah sakit dan kembali bersekolah. Di sekolah, Ranti berkata pada Lisa, “Gue menyesal sudah membuat ortu gue sedih … Gue salah pilih teman, kenapa gue mau diajak yang nggak bener sama Nira, lebih baik dengan kamu Lis, kamu pinter, make jilbab dan lain-lain, kan kata orang kalo temenan sama tukang sampah, kita kena bau sampahnya, kalo temenan sama tukang minyak wangi, jadi wanginya juga, dong!” kata Ranti bangga, ”Kamu udah banyak belajar! Bagus!” Lisa bertepuk tangan. Akhirnya mereka bersahabat untuk selamanya.

Penggosip by Afifa

“Eh, asal lo, lo pada tau ye, gue baru aje pulang dari….Kampung!! He, he, he! ”Canda Bino membuat seisi kelas tertawa saat istirahat. Gue Winda, gue anak kelas 3 SMP, kata orang…aku tuh cuek banget, dan apa-apa asal aja, padahal gue rasa gue gak gitu deh…Tapi it’s oke, gue nyabar aja. Sekarang nih langsung aja…1 tahun yang lalu, gue agak-agak gimana gitu sama Tya, anak jilbaber tapi ngomongnya kaya’ ember! Duh! ( Hi..hi..hi, sori ye!) Tapi bener loh, dia itu terkenal dengan gosipnya yang kata orang peddeeessss banget (Emang terasi?). Kata-katanya menghujam hati, siapapun yang ‘keciprat’, pasti pada yah…gitu deh.

Sekarang ini, matahari lagi di atas, Jakarta panas banget! Giling, gini hari mesti naik angkot. Ah…rasanya capek banget, nyampe rumah peer udah segudang! Mendingan gue hari ini naik taksi atau nebeng temen…udah terlanjur mau gimana lagi, rumahku tinggal 3 blok lagi dari sini,sabar, sabar! Eh…kok ada dia…? Dia naik apa? Itu mobil dia, wah..tajir bener tuh orang, bagi dong hartanya…,”Neng, mau kemane? ”Kata mas angkot membuatku tersadar dari lamunan, ”Ke..Jalan Merpati, Bang! ”,” Walah…neng gimane sih, ini udah lewat! Kalo mau turun, disini aje, gak terlalu jauh, kan? Lagian pake ngelamun! ”Kata mas angkot memberhentikan mobil angkotnya,”Sori, Bang! Nih uangnya, makasih bang udah ngingetin…”Kata gue malu banget. Mas angkot membalas,”Ye..jarang-jarang ada tukang angkot baik kaya gue, ye udeh! ”Huh….selamet, selamet!

Gue masuk ke kamar gue, nyalain AC, ganti baju, tiduran sambil nonton. Terbesit dipikiranku, wajah Tya 1 tahun lalu, yang pernah ngegosipin tentang gue…masa lalu yang pahit, gara-gara itu gue diledekin selama 1 bulan, dari junior ampe guru-guru gue, coba! Tapi..untung lama-lama orang melupakan hal itu, dan semua kembali normal. Dulu gue dan Tya termasuk dekat, dari kelas 1 SMP, ke mal bareng, blajar bareng…tapi sejak kelas 2, sikapnya berubah 180°! Lalu dia kembali ngegosipin gue, dia bilang kalo gue sebenernya gak naik kelas, tapi gue nyogok sekolah..Gak banget!!! Masih banyak banget gossip-gosip pedas Tya tentang gue…Gue nangis sendiri dikamar sambil memeluk boneka kucing kesukaan gue. Tapi, esoknya tepatnya hari Senin, kudengar gosip pedas tentang Tya, katanya Tya digosipin sama ‘korban’ gosipnya Tya, dibilang Tya itu PSK, dan cewek ‘nakal’! Kulihat wajah Tya yang merah padam, butir air matanya jatuh ke pipinya, ia berlari keluar sekolah dan…truk besar yang sedang kecepatan tinggi menghantamnya, ia terlempar ke trotoar dan kondisinya mengenaskan, gue yang melihat langsung tidak sadarkan diri, gue gak inget apa yang terjadi setelah itu… Tersadar dari lamunanku di tempat tidur, aku merasa dingin, kututup tubuhku dengan selimut, sambil menitikkan air mata, dan berkata,”Tya, elo kemakan omongan lo sendiri.”

Friends Forever by Hifzhan

Seperti biasa Dina pergi ke sekolah bersama temannya Tias,mereka sekolah di SMPN14.
Mereka s’lalu bersama dalam suka dan duka,hanya Tias yang menjadi teman setia bagi Dina
Suatu hari mereka ditugaskan oleh sekolah untuk mengumpulkan cerita di tabloid karena di tabloid ada cerita lepas mengenai hancurnya persahabatan setia.

Tias dan Dina tak mau kejadian itu terjadi pada mereka berdua ,“Menurut lu cerita ini cocok nggak untuk salah satu kumpulan cerita kita ?”tanya Dina pada Tias,”Boleh.”jawab Tias. Setiap hari mereka s’lalu bersama sampai – sampai kalau mendapat pujian s’lalu sama saat pembagian raport mereka sama – sama ranking 3.

Semua serba sama tapi ada seseorang dari kelas yang sama namanya Lida dari kelas mereka yang iri sama Tias, Ia s’lalu berusaha membuat Tias sedih dan gagal dalam tugas ,“nyaho lo Tias, Dina bakal benci ama elo.”kata Tias dihatinya , tapi Tias tetap tabah tapi usaha Lidapun terkabul, Lida mengadu domba Dina & Tias. Parahnya lagi Lida menyewa algojo untuk menculik Tias, ”serahkan duit lo untuk gw ”, kata algojo, Tias menolak dan diculik.

Dina mendengar kabar dari temannya Lola tentang penculikan itu,dimarkas algojo Tias dipukuli sampai sekarat, saat berangkat Dina benar – benar terburu – buru, saat sampai lokasi, Dina menyelinap masuk dan melihat Tias yang sekarat, Dina memeluk Tias sambil menangis. Dina berkata,”Jangan pergi Tias.’ Tapi Tias tak berlontar kata lagi dan pergi untuk selamanya.